ORANG ORANG AHLI FITNAH DENGAN PRINSIP YANG PENTING BUKAN JAMA'AH TABLIGH
Yakni orang yang tidak mau tabayyun terlebih dahulu karena kebodohannya, karena dari hasil membaca selebaran, atau hanya ikut ikutan orang lain yang punya bakat ahli fitnah. Karena kebanyakan kecaman terhadap Jama'ah Tabligh di buka secara terbuka di koran, majalah islam atau di internet. Orang yang berhati kotor, ada kebecian, hasat, maka langsung menelan begitunya saja dan menyebarkan fitnah. Seperti ada beberapa khotib Jumah menyuarakannya di dalam mimbar mimbar Masjid. Umumnya kecaman dengan gaya yang sama, dan hanya itu itu saja yang di bicarakan seperti: Orang Tabligh menyembah kubur, meninggalkan anak istri dholim, mengotori Masjid, dunianya perdagangannya bangkrut gara gara keluar, hajinya ke Pakistan bukan Mekah dll. Dan semua ini kalau di usut, berasal dari satu buku yang di tulis oleh orang tak di kenal dalam keilmuan yakni TUARIJI yang berdar di seluruh dunia yakni kitab Hujjatul Balighoh dan yang satu lagi oleh SUPARJI buku yang beredar di Jawa. Yang sangat mengherankan
kadang kadang orang yang pernah ikut dalam Jama'ah Tabligh namun setelah di usut satupun tidak tau istilah istilah dalam Jama'ah Tabligh tidak mengerti adab adab dan Doa Masnunah. Padahal istilah istilah yang merupakan bahasa sehari hari dari Jama'ah, bahkan mereka sangat buta seperti misalnya: Haqohnya di mana ? Istilah Tasykil, Tafaqud, Targhib, Zihn, Zumidar dll bahkan code angka: 1, 2, 3, 4. Mereka seperti anak kecil yang punya mainan tidak boleh di pinjam siapapun, sehingga mereka hanya ingin Agama Jaya lewat tangan mereka sendiri, sedangkan yang lain ya gak boleh. Kadang kadang cacian kepada Jama'ah Tabligh sangat tidak menguntungkan bagi mereka sendiri sedikitpun bahkan merugikan mereka secara waktu, harta dengan selebarannya dsb. Kadang mereka paham dari orang yang membaca hasutan mereka hanya sedikit saja yang terpengaruh, namun itupun hanya dari orang tidak mengikuti tertib tabligh dengan betul, dan orang hanya cari keuntung dunia / salah niat dajkam tabligh. Akan tetapi
karena sudah di semangati oleh prinsip: Yang penting Bukan Tabligh". Mereka sangat kompak untuk akhirnya dalam kekecewaan Dunia dan Aherat.
Syeh Maulana Saad al Kandahlavi dalam ceramahnya mengatakan: Orng yang menentang kerja Da'wah, seperti membenturkan kepalanya sendiri ke karang yang besar, niscaya akan hancur. Tertib di dalam Al Qur'an jika Da'wah datang maka orang yang menerimanya akan di Muliakan, sedangkan orang yang menolaknya bahkan menghinanya akan di hancurkan Allah SWT
PERBEDAAN DAKWAH JAMAAH TABLIGH DENGAN HAROKAH LAINNYA
1. DAKWAH MEREKA MENDATANGI MANUSIA DENGAN BERJALAN KAKI / BIL AQDAM
Jama'ah Tabligh mempunyai cara Da'wah yang konvensional yakni Da'wah Bik Aqdam dengan berjalan kaki menjumpai manusia, sedangkan hampir semua harokah yang lainnya berdakwah di datangi manusia seperti kajian kajian mereka, yang datang adalah orang yang datang memang akan mendengarkan dakwah mereka. Bahkan menurut penelitian hampir 100% harokah sengaja mempromosikan diri dengan isapan jempol berdagang obat di pinggir jalan yang menjanjikan. Dengan kemajuan media masa sebagai tumpangan sarana Radio, TV, Majalah, Bulletin untuk media dakwahnya. Sedangkan pada Jama'ah Tabligh di Markaz Da'wah mereka, Computer saja tidak ada. Juga sekali yang mengakui bahwa dirinya adalah penceramah yang di undang oleh masa, dan menawarkan diri kepada media masa Televisi, Koran, Majalah, dan Bulletin. Bahkan mereka dengan beraninya menggunakan atau bertuhan kepada Propaganda besar besaran dan pasang Iklan untuk mengumpulkan masa dalam kongres mereka tidak yakin pada kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Sedangkan Jama'ah Tabligh sangat tidak yakin kepada mahluq yakinnya hanya kepada Allah saja, sehingga cara mereka Da'wah dengan senyap senyap, akan tetapi dalam Ijtima' mereka pada 5 wilayah Indonesia, di hadliri oleh ratusan ribu orang, padahal tidak ada satu iklanpun yang tertempel di jalan jalan, bahkan di Markaz mereka sekalipun tidak ada. Ketika ada orang yang mengkritik mereka: Bagai mana mungkin Da'wah masih cara begitu datang ke rumah rumah tidak Efisien bukankah sekarang sudah ada TV Radio cukup kita ngomong di Studio dan di dengar oleh orang banyak di rumah rumah mereka. Mereka katakan: Kami tidak akan bergantung pada mahluq kami hanya bergantung keada Allah saja. Dahulu Shohabat Nabi Da'wah dengan cara mendatangi manusia maka satu negeri masuk Islam, satu kota masuk Islam, satu kampung masuk Islam. Kini orang Dakwah lewat Majalah, TV, Radio, adakah satu keluarga saja masuk Islam ??? Tetapi saksikanlah satu Jama'ah di hantar ke Pegunungan Tengger dengan berjalan kaki maka 124
Kepala Keluarga Hindu telah masuk Islam. Ulama mereka mengatakan Da'wah yang tidak dengan cara Nabi, maka semuanya hanya inovasi saja, atau imitasi dan tidak akan mendatangkan ketakwaan. Tetapi kita Da'wah harus duplikasi sehingga menjadi Asbab Hidayah.
2. MODAL DA'WAH MEREKA ADALAH HARTA DAN DIRI
Berbeda jauh dengan harokah lain, yang jika ingin mengadakan kegiatan apapun apa lagi yang bersifat pengiriman tenaga Da'i-nya, pasti akan bingung mecari dana di luar, dan di Masjid Masjid selalu di umumkan soal dana dan terkadang sampai bertengkar antar pengurus dalam soal penyusutan dana. Jama'ag Tabligh sangat berbeda, mereka tidak pernah berbicara tetang duit. Setiap orang yang ingin keluar di Jalan Allah, mereka membawa uangnya sendiri sendiri untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Tidak ada yang di umumkan Jama'ah Tabligh butuh dana untuk kirim Jama'ah ke Irian Jaya dsb, bahkan kotak infaq saja tidak ada di Markaz mereka apalagi kotak yang berjalan jalan seperti di Masjid lain.
3. DA'WAH JAMA'AH TABLIGH SASARANNYA KEPADA AKAR BUKAN RANTING YAKNI KEPADA IMAN BUKAN FIQIH.
Banyak harokah yang tidak sabar melihat cara kerja Jama'ah Tabligh yang hanya bicara tentang Iman dan Amal Sholeh melulu. Sementara harokah lain yang otaknya bersemayam SYAITHON, dan di jalankan hanyalah nafsunya, yang mereka inginkan bukan amar ma'ruf tetapi hanya Nahi Mungkar menghancurkan kemaksiatan dll. Orang tua dari Jama'ah mereka mengatakan, Rosululloh SAW tidak pernah menghancurkan berhala dengan tangannya agar shohabat tidak menyembah berhala, akan tetapi Rosululloh SAW menghancurkan berhala yang berada di dalam hati para shohabat, sehingga ketika hati mereka sudah penuh dengan kebesaran Allah, dan akhirnya berhala yang telah di nafikkan, maka berhala pernah dipujanya, pada akhirnya di hancurka oleh tangan mereka sendiri. Mereka mengatakan: Da'wah Nabi adalah menanamkan Iman dahulu, membetulkan keyakinan maka setelah yakinnya betul, maka nanti tinggal membetulkan Amal manusia. Syeh Yusuf rah.a sebagai Amir Jama'ah Tabligh priode yang kedua di tanya seorang Ustadz: Kenapa
orang Tabligh tidak Nahi Mungkar menghancurkan kemaksiatan dan kemungkaran secara langsung qok hanya Amar Ma'ruf saja ? Tanyanya dengan nada tinggi agak marah karna semangatnya. Maka dengan santainya Syech Yusuf rah.a menjawab sambil tersenyum: Hadits tentang hal ini bunyinya , JIKA KAMU MELIHAT KEMUNGKARAN MAKA RUBAHLAH BUKAN HANCURKANNYA TAPI RUBAHLAH ! Pernah belajar Ilmu Nahuu apa tidak ? Lihatlah oleh kamu ! Orang orang yang telah keluar di Jalan Allah telah merubah kehidupannya kedalam ketho'atan ! Dengan wajah merah semua mereka ber-groub, setelah saling colek, langrung pulang tanpa pamit membawa malu. Menurut mereka definisi berkembangnya Agama di tamsilkan sbb: Seperti Bayi dan Mayat yang dapat berkembang. Bayi yang di rawat dengan baik, sabar maka walaupun lambat bayi ini akan berkembang, dan akan di sayang oleh orang banyak. Setelah dewasa akan ada manfaat. Tetapi mayat jatuh di kali juga akan berkembang menjadi besar dalam hitungan jam, cepat bukan ? Akan tetapi baunya
busuk bukan main dan tidak di sukai orang karena menjadi penggangu. Begitu pula halnya dengan Agama yang berkembang dengan ushul yang benar walaupun lambat akan menjadi manfaat bagi ummat, akan tetapi tidak mau ikut ushul yang cepat maju namun menjadi MUDLOROD buat seluruh ummat dan menghancurkan Islam secara global liwat tangan orang KAFIR.
4. DA'WAH JAMA'AH TABLIGH TIDAK MENGIKUT SUASANA DAN KEADAAN
Da'wah yang di buat dan di jalankan oleh Jama'ah Tabligh, mereka tidak terkesan dengan suasang dan keadaan baik dalam keadaan aman ataupun genting atau rawan, Panas atau dingin, susah maupun senang, mereka keluar di Jalan Allah mengikut nishob yang mereka tentukan sendiri. Tidak seperti Harokah lainnya, yang baru kirim Jamaahnya sebelum ada kejadian tertetu. Misalnya ada pemurtadan, ada gempa bumi, tsunami, orang Islam yang sedang di perangi, barulah mereka bingung menggalang mencari dana, bahkan sampai berani minta minta sana sini ke-Masjid Masjid, Musholla, Terminal, Pasar, dengan dalih untuk keperluan jihad, dan baru mengajak Jamaahnya mereka ketempat kejadian. Kalau Jama'ah Tabligh berbeda lagi, yang mulai awal membuat dan memjalankan program, tidak akan berhenti sampai mati. Sampai sampai Ulama mereka Syech Maulana Ilyas rah.a memberi nasehat: Hendaklah saat membuat Jaulah tidak boleh berhenti walaupun waktunya bertepatan dengan hari kematian Ayah kamu, Ibu kamu, Istrimu, Anakmu.
Karna jikalau kalian tetap Jaulah dan tiada menghentikannya, maka Allah akan mengampuni seluruh dosa dosa keluarga kalian.
5. DAKWAH JAMAAH TABLIGH DI MULAI DARI FADHOIL / KEUTAMAAN AMAL
Menurut mereka Ilmu Fadhoil adalah bertujuan / maksud sedangkan Ilmu Masail adalah keperluan untuk mewujudkannya. Sedangkan Jama'ah / Harokah lain mereka memulai dari Masail yakni Ilmu cara beramal yang betul. Seperti seorang anak yang anak di beritahu Fadhilah seorang Dokter, bahwa Dokter itu akan mendapatkan uang banyak, dan mendapat kemuliaan dari masyarakat, asalkan masyarakatnya banyak yang pandai. Maka tentu saja anak anak itu akan bersemangat untuk belajar secara sungguh sungguh dan dalam masa belajar itulah ia akan belajar cara jadi dokter yang baik. ( Masail )
BUKU FADHILAH AMAL
Kebanyakan orang yang mengkritik buku tersebut karena isinya hadits dhois. Terjadi sedikit ada kejanggalan bagi para pengkritik yang mana penkritik sendiri rata rata otaknya kosong tanpa ilmu mulutnya berkoar koar anti bidaah namun justru tingkah lakunya dan akhlaknya selalu berbuat bida'ah yang necelakan dirikan dirinya sendiri di dunia dan akhirat. Kadang kadang sipengkritik sendiri mempunyai kaidah yakni, bahwa Hadits Dhoif boleh dijadikan hujjah untuk menjadikan memperkuat Fadhilah yang dijabarkan sedetail mungkin untuk memberi semangat kaum Muslimin mengamalkan Agama. Sementara ketika Jama'ah Tabligh memakai Hadits Dho'if, banyak orang yang dahulu memakai kaidah itu justru mengada ada untuk menyalahkan seolah terdapat benih sentimen kepada mereka. Menurut sebagian dari mereka : didalam buku Fadhilah Amal berisi Al Qur'an dan Hadits dan di sebutkan Derajat Sanad Hadits-nya. Sedangkan kisah dan tamsil serta Hadits yang lain adalah untuk menjelaskan Hadits yang ada.
Lihatlah Hadits utama yang menjadi topik dan pokok bahasan di beri nomer pada setiap Hadits-nya sedangkan faedah atau Fadhilah atau penjelasannya sama dengan kitab kitab Hadits atau Tafsir yang di buat oleh Ulama Salaf seperti Ibnu Katsir atau Syarah Riyadus Sholihin semuanya dalam menjelaskan Ayat, 93% menggunakan Kisah Isroiliyat dan 100% Hadits Dhoif. Akan tetapi orang orang tidak ada yang berani menjadikan kitab Ibnu Katsir adalah kitab yang Dhoif semua, dan tetap di jadikan acuan dalam Ilmu Tafsir. Hanya orang ber-kepala UDANG saja yang berkoar paling tidak ber-otak kosong dari ilmu Agama yang mengatakan ada suatu yang dhoif, seperti TONG KOSONG NYARING BUNYINYA. Terbukti menurut semua laporan yang kami terima, 100% orang datang menyerang, mengkritik, menghujjat, mencemooh, mengajak berdebat pulang tanpa pamit membawa malu yang sangat besar buat kelompok atau harokahnya sendiri. Memang dalam prinsip secara umum Jama'ah Tabligh sangat di Haromkan untuk berdebat jika tidak TERPAKSA.
Penulis Kitab Fadhilah Amal yang di sebutkan oleh para kritikus ahli KADZDZAB sebagai Tabligh Nisob, (istilah ini justru tidak di kenal sama sekali di India dan Pakistan yang mana mereka juga menyebutnya Kitab Fadhail) adalah Ulama besar yang ternyata beliau adalah seorang Hafidz Al Qur'an wal Mufassirin dan puluhan ribu Hadits yakni Raisul Muhadditsun Maulana Muhammad Zakariya Al Kandhahlawi, yang pernah jadi dosen di beberapa Negara Arab. Dalam sejarah hidup beliau tertulis saat lepas dari sapihan ibunya ia telah menghafal 5 Ruku' atau Makro' Al Qur'an, dan beliau Hafidz Al Qur'an dalam usha 7 tahun. Amalan ayah, ibu, paman, bibibeliau bersaudara turun temurun sampai sekarang adalah keluarga para Hafidz Al Qur'an dan Hadits. Beliau menulis Kitab Fadhilah Amal sambil keluar di Jalan Allah dan setiap beliau hendak menuliskan Hadits kedalam kitabnya, beliau selalu Sholat 2 rokaat terlebih dahulu, selain itu beliau adalah pewaris dari Thorhqot Chitiyyah yang di sandarkan kepada Ali bin
Abi Tholib yang berasal dari Gurunya. Para pembaca dapat membaca buku Thoriqot menurut pandangan Syech Maulana Zakariya. Jadi baik Ilmu maupun Amal Ruhani tidak di ragukan lagi. Tidak mungkin belau tidak mengerti Hadits Dhoif, Shohih, serta yang Maudhu' atau palsu, sedangkan juga menulis satu kitab syarah bagi kitab susunan Abu Dawud dan Al Muwatho'. Lihatlah keluasan Ilmu beliau yang telah mencantumkan 84 kitab yang menjadikan acuan bagi buku Fadhilah Amal, maka seharusnya para pengkritik langsung mengecek dulu kepada Maroji'. Ilmu tentang Mustholaah Hadits tentu memiliki Kaedah yang berbeda dari setiap Ulama dalam menentukan Shohih dan Dho'if. Sehingga kisah yang masyhur Hadits Hadits yang Dho'if. menurut syarat Bukhari dan beliau tentu ragu untuk memuatnya kedalam kitab beliau di ambil oleh Imam Hakim dan di susun menjadi yang kitab yang di namakan Al Mustadrok. Menurut mereka perdebatan tentang Shohih dan Dho'if dalam ilmu Hadits sebenarnya telah di tutup pintunya karena Ulama
pintunya karena terbukti ulama ulama masih meletakkan Hadits yang 93% Dho'if di dalam kitab mereka seperti Sunan Abu Dawud dan beberapa kitab yang paling banyak Hadits Hadits Dho'ifnya ialah Kutubussitah. Sebab jikalau itu sangat berbahaya bagi Agama, sudah tentu di hapus dari kitab mereka karena mereka tidak akan mau menanggung resiko pada Yaumul Hisab nanti. Imam Nawawi rah.a di dalam Al Adzkar telah banyak memuat Hadits Dho'if sebagai Fadhilah. Begitu juga Imam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qoyyim rah.a Catatan: Kebanyakan kritik yang beredar dari buku maupun di internet sangat terlihat asal saja dan hanya semata mata karena hasat belaka. Terbukti ketika mereka menulis halaman yang di kritik seperti yang ada di dalam Fadhilah Dzikir, adalah terbitan dari Kutub Khonat Faidzi sendiri dan di katakan pada halaman tertulis masalah WIDATUL WUJUD, ternyata itu 100% tidak betul, karena pada halaman tersebut bukanlah menceritakan tetang hal itu melainkan tentang daftar isi. Nampak BOHONG-nya !
No comments:
Post a Comment